Kisah Penganiayaan Bilal Bin Rabah Dan 11 Sahabat Rasulullah ﷺ
Kisah Penganiayaan Bilal Bin Rabah Dan 11 Sahabat Rasulullah ﷺ
Fakta Islam - Penderitaan tidak hanya dialami Nabi ﷺ. Para sahabat dan orang-orang beriman yang mengikuti ajaran Islam tak luput dari siksaan yang menyayat hati.
Berikut nama-nama mereka yang menderita, tetapi tetap tegar meski siksaan datang bertubi-tubi, memunculkan perih yang tiada terkira.
1. Bilal Bin Rabah
Panas membakar Makkah. Di sebuah lapangan berkerikil, tubuh Bilal bin Rabah telentang, menghadap sinar matahari.
Bilal sedang disiksa. Tubuhnya yang hitam legam ditindih sebuah batu besar, tepat di atas dadanya.
Bilal merintih. Rasa sakit tidak tertahankan. Keringat mengucur deras.
Rintihan Bilal terdengar menyayat hati.
Di hadapannya berdiri Umayyah, majikannya yang sering menyiksanya karena Bilal masuk Islam.
"Tidak, demi Allah! Engkau akan tetap mengalami hal seperti ini sampai engkau mati, atau engkau kafir dari ajaran Muhammad, dan menyembah Latta dan 'Uzza," teriak Umayyah sambil tersenyum penuh kemenangan.
Namun, Bilal tetap bergeming. la tidak mengikuti keinginan Umayyah.
Dari bibirnya yang basah dengan peluh itu hanya terucap,
"Ahad, Ahad." Suaranya terdengar lemah dan terputus-putus.
Setiap kali Umayyah memaksanya, kalimat itu pula yang keluar dari mulut Bilal.
"Ahad, Ahad", sambil menahan sakit yang teramat sangat.
Napasnya terasa sulit diembuskan karena impitan batu besar di atas dadanya.
Itu adalah episode puncak penderitaan Bilal.
Sebelumnya, ia kerap disiksa dengan kejam oleh Umayyah.
Pundaknya diikat dengan tali, kemudian diserahkan kepada anak-anak kecil untuk diseret, dan dibawa berkeliling sepanjang pegunungan Makkah.
Akibatnya, bekas ikatan tali tersebut masih membekas di pundaknya.
Umayyah selalu mengikatnya kemudian menderanya dengan tongkat.
Kadang ia dipaksa duduk di bawah terik matahari. Dia juga pernah dibiarkan kelaparan.
Derita Bilal baru berakhir ketika suatu hari Abu Bakar melewati tempat Bilal disiksa.
Abu Bakar membeli Bilal dan menukarkannya dengan seorang anak berkulit hitam.
Ada riwayat yang mengatakan, dengan tujuh uqiyyah (satu uqiyyah=12 dirham atau 28 gram) atau lima uqiyyan dari perak, kemudian beliau memerdekakannya. (al-Ishabah dan Ibnu Sa'ad).
2. Zubair bin 'Awwam
Usianya masih teramat muda, 16 tahun. Tubuhnya dipukul kaum musyrik berkali-kali, sehingga membuat dadanya terkena penyakit.
Nabi orang ﷺ lalu mengizinkan Zubair memakai pakaian sutra untuk menyembuhkan penyakitnya.
3. Keluarga Yasir
Keluarga 'Ammar bin Yasir (dia, ayah, dan ibunya) yang berasal dari Bani Makhzum, tidak luput dari penganiayaan.
Mereka diseret keluar menuju al-Abthah (suatu tempat di Makkah) oleh kaum musyrik pimpinan Abu Jahal.
Saat itu, udara sangat panas menyengat. Dalam kondisi seperti itu, mereka menyiksa keluarga Yàsir.
Ketika sedang menjalani siksaan, Nabi ﷺ melintas di hadapan mereka sambil berkata,
"Bersabarlah, wahai keluarga Yasir! Sesungguhnya tempat yang dijanjikan untuk kalian adalah surga."
Yasir, ayahnya 'Ammar, meninggal karena siksaan itu, sedangkan ibunya Sumayyah, ditusuk oleh Abu Jahal dari arah belakang dengan tombak, dan meninggal seketika.
Dialah wanita yang mati syahid pertama dalam Islam.
Sementara, 'Ammar dijemur di tengah panas terik tindih dengan batu merah yang sangat keras.
Di lain waktu, 'Ammar ditenggelamkan ke dalam air hingga pingsan.
Di tengah kesadaran yang luar biasa, lalu dadanya di- yang tidak sempurna, orang-orang kafir yang menyiksanya berkata,
"Kami tidak akan membiarkanmu hingga kau mencaci Muhammad, atau memuji Latta dan 'Uzza."
'Ammar melakukan apa yang mereka minta, dia melakukannya karena terpaksa.
Dia lalu datang menemui Nabi ﷺ sambil menangis. Allah swt berfirman,
Artinya: Siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan dari Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa). (QS. an-Nabl 16: 106) (Ibnu Hisyam).
4. 'Utsman bin 'Affan
Ia digulung oleh pamannya ke dalam tikar yang terbuat dari daun kurma, kemudian diasapi dari bawah. (Ibnu Hisyam).
5. Mush'ab bin 'Umair
Ketika ibunya mengetahui keislamannya, ia dibiarkan kelaparan. la lalu diusir dari rumah.
Padahal, sebelumnya ia termasuk orang yang hidup berkecukupan.
Setelah diusir, kulitnya menjadi tidak terawat schingga bersisik seperti kulit ular. (Rahmatan lil Alamin).
6.Shuhaib bin Sinan ar-Rumi
Ia disiksa hingga hilang ingatan (amnesia) dan tidak memahami apa yang dibicarakannya sendiri. (Asadul Ghabah).
7. Abu Fakihah (nama aslinya Aflah)
Abu Fakihah dari Bani Abdi ad-Dar. Mukanya dijerembapkan oleh kaum musyrik ke tanah yang panas oleh terik matahari.
Di atas punggungnya diletakkan batu besar yang juga panas, sampai dia tidak mampu bergerak hingga akhirnya hilang ingatan.
Suatu kali, mereka mengikat kakinya dengan tali, lalu menyeret dan melemparkannya ke tanah yang panas oleh terik matahari.
Kaum musyrik juga mencekiknya hingga mereka mengira Abu Fakihah telah mati.
Saat itu, Abu Bakar melewatinya lalu membeli dan memerdekakannya. (Asadul Ghabah).
8. Khabbb bin al-Arts
Siksa keji dialami Khabbab. Rambutnya dijambak, lehemya ditarik dengan kasar, dan dilemparkan ke dalam api yang membara.
Lalu tubuhnya ditarik keluar dari api, sehingga tampak minyak yang keluar di sela pori-pori kulit punggungnya yang melepuh terbakar. (Asadul Ghabab).
9. Zunairah
Ia seorang budak wanita asal Romawi yang masuk Islam.
Matanya dipukuli sampai buta, orang-orang musyrik lalu menghinanya dengan mengatakan bahwa kebutaannya itu adalah kutukan dari Latta dan 'Uzzi,
Namun, Zunairah tidak kehilangan nyali, ia berkata,
"Tidak! Demi Allah! Aku tidak terkena kutukan Latta dan 'Uzzi. Ini dari Allah, jika Dia menghendaki, Dia akan menyembuhkannya."
Esok harinya, Allah mengembalikan penglihatan Zunairah.
Orang-orang Quraisy berkata bahwa hal rersebut adalah berkat sihir Rasulullah ﷺ. (Ibnu Sa'ad dan Ibnu Hisyam).
10. Ummu Ubais
Ummu Ubais ialah budak dari seorang Bani Zahrah.
Setelah masuk Islam, ia disiksa kaum musyrik, terutama oleh tuannya, Aswad bin 'Abdi Yaghuts, salah seorang yang paling memusuhi Rasulullah ﷺ.
11. Seorang budak perempuan Bani Muammal, suku Bani Adi
Ia dipukuli 'Umar bin Khaththab yang saat itu masih musyrik, sampai 'Umar sendiri kelelahan menyiksanya.
"Yang membuatku membiarkanmu hanyalah karena aku keletihan," kata 'Umar.
Namun, perempuan itu menjawab, "Demikian pula Tuhanmu akan memperlakukan kamu." (Ibnu Hisyam)
12. An-Nahdiyah dan anaknya
Keduanya menjadi budak seorang perempuan dari Bani 'Abdu ad-Dar. (Ibnu Hisyam)
Di antara budak yang disiksa adalah Amir bin Fuhairah. (Ibnu Sa'ad).
Semua budak wanita dan lelaki itu dibeli Abu Bakar, kemudian dimerdekakannya.
Abu Bakar sendiri oleh ayahnya, Abu Quhafah, dicela dengan kata-kata nyakitkan,
"Aku melihatmu membebaskan budak-budak yang lemah, andai engkau membebaskan budak-budak yang perkasa, mereka pasti akan menjadi pengawalmu!"
Abu Bakar pun menjawab,
"Aku hanya mengharapkan ridha Allah!"
Allah ﷻ lalu menurunkan firman-Nya, memuji Abu Bakar, dan mencela musuh-musuh-Nya,
Artinya: Maka, Kami memperingatkanmu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (QS. al-Lail 92: 14-16)
Artinya: Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya Yang Mahatinggi.
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (QS. al-Lail 92: 17-21).
Yang dimaksud dalam ayat ini adalah Abu Bakar ash-Shiddiq. (Ibnu Hisyam)
Abu Bakar juga tak luput dari teror. Oleh Naufal bin Khuwailid al-Adawi, ia diseret dan diikat bersama dengan Thalhah bin 'Ubaidillah.
Keduanya diikat pada satu tali agar tidak bisa melaksanakan shalat. Namun keduanya tetap melaksanakan shalat.
Peristiwa itu menyatukan keduanya dalam gelar al-Qarinani (dua sahabat). (Ashadul Ghabah)
Baca Juga: Kisah Abu Jahal Hampir Membunuh Rasulullah ﷺ
Penulis&Artikel: faktaislam.com
Ref: DR.Ahmad Hatta, MA. dkk.
Kol: MagfiraPustaka