Skip to main content

Ekspresi Sedih Rasulullah ﷺ Saat Wahyu Tidak Turun

Fakta Islam - Sebagai seorang Rasul tentu sangatlah banyak ujian yang harus dilewati, salah satunya pada awal kenabian Rasulullah ﷺ. Ketika itu Allah ﷻ memutus turunya wahyu dengan waktu yang cukup lama yang membuat Nabi kita tercinta Muhammad ﷺ sedih.

Kesedihan itu berakhir disaat malaikat Jibril menghampiri Rasulullah di Gua Hira setelah berdiam selama sebulan.

A. Wahyu Terputus

Setelah peristiwa Awal Kenabian Muhammad ﷺ, wahyu terhenti untuk waktu yang cukup lama.

Menurut DR Ramadhan Buthi di dalam Fiqhu-as-Sirah, Baihaqi berpendapat bahwa terputusnya wahyu adalah selama enam bulan.

Rasulullah saw merasakan duka yang mendalam, sampai-sampai beliau ingin menjatuhkan diri dari atas puncak gunung.

Setiap kali dia berusaha mendaki puncak bukit untuk melemparkan tubuhnya, Jibril menampakkan diri dan berkata, "Wahai Mu hammad, sungguh, engkau adalah utusan Allah."

Jiwa Rasulullah saw kembali tenang dan beliau pulang ke rumahnya.

Setiap kali wahyu tidak turun dalam waktu yang lama, perasaan seperti itu kembali mengusik Rasulullah saw.

Dia naik ke bukit dan untuk kesekian kalinya, Jibril menampakkan diri dan mengatakan hal yang sama.

Ini dikisahkan oleh Bukhari di dalam bukunya Kitab at-Tabir Namun, menurut Syaikh al-Albani,

riwayat ini dhaif karena hal tersebut tidak masuk akal dan bertentangan dengan nilai-nilai kesucian serta kemuliaan Nabi saw.


B. Wahyu Kembali Turun

Masa terputusnya wahyu itu telah menghilangkan ketakutan yang di alami oleh Nabi saw dan membuatnya bersemangat untuk kembali menerima wahyu.

Rasulullah saw mulai menanti datangnya wahyu. Penantian itu akhirnya tiba. Rasulullah saw didatangi Jibril setelah beliau berdiam di Gua Hira' selama sebulan.

Setelah mengakhiri perenungannya di Gua Hira', Rasulullah saw turun menuju Makkah.

Saat berada di suatu lembah, dia mendengar suara memanggil namanya. Beliau melihat ke kanan, tetapi tidak menemukan apa-apa:

Nabi saw melihat ke kiri, namun tidak melihat apapun; ketika melihat ke depan dan ke belakang, beliau juga tidak melihat apa-apa.

Rasulullah saw kemudian mendongakkan wajahnya ke langit. Saat itu juga beliau terkejut.

Tubuhnya melonjak kaget tatkala melihat pemandangan di atasnya. Ternyata, suara itu berasal dari malaikat yang dulu mendatanginya di Gua Hira'.

Malaikat itu tampak duduk di atas kursi antara langit dan bumi.

Karena sangat terkejutnya, Nabi saw jatuh pingsan.

Tubuhnya terjatuh ke tanah melihat pemandangan tidak terduga itu.

Beberapa saat Muhammad tak sadarkan diri, sebelum akhirnya siuman. Setelah sadar, beliau bangkit dan bergegas pulang mendatangi Khadijah.

"Selimuti aku! Selimuti aku! Tetesi aku dengan air dingin! Tetesi aku dengan air dingin!" kata Muhammad dengan suara bergetar.

Tanpa banyak tanya, Khadijah segera menyelimuti suaminya.

Saat itulah turun wahyu, Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan! dan agungkanlah Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu,

dan tinggalkanlah perbuatan dosa (menyembah berbala) (QS. al-Muddatstsir 174: 1-5).

Peristiwa ini terjadi sebelum shalat diwajibkan, dan setelah itu wahyu turun secara teratur. (HR. Bukhari).

Ayat-ayat tadi menandai awal mula masa kerasulan Muhammad saw.


C. Wasiat Rasulullha ﷺ

Dari Ibnu 'Umar ra, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang terbaik (perilakunya) kepada istri-istrinya." (HR. Ibnu Mâjah)


D. Hikmah Wahyu Terputus

Wahyu yang terputus merupakan pelajaran Allah swt agar Muhammad merasakan kerinduan untuk kembali mendapatkan wahyu setelah mengetahui bahwa dirinya telah diangkat menjadi seorang nabi.

Terputusnya wahyu menunjukkan bahwa wahyu bukan berasal dari diri Muhammad SAW, tetapi dari Allah SWT. Logikanya, jika wahyu dari Muhammad, mengapa harus terputus?


Penulis&Artikel: faktaislam.com

Ref: DR.Ahmad Hatta, MA. dkk.

Kol: MagfiraPustaka

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar