Skip to main content

Reaksi Di Makkah Dan Madinah Setelah Perang Badar Pertama

Kabar tentang kekalahan kaum musyrik tersebar dengan cepat hingga sampai ke Makkah. Allah telah menghinakan dan mempermalukan mereka. Mereka melarang orang-orang Makkah menangis histeris agar orang-orang Islam tidak merasa bangga. 

Aswad bin Abdul Muthallib kehilangan tiga anak sekaligus. Dia memang ingin menangis dengan teriakan yang keras. Pada malam hari dia mendengar tangisan kencang. Dia mengira bahwa itu tanda dibolehkannya menangis keras. 

Dia pun mengutus pelayannya untuk melihat kondisi sebenarnya. Pelayan itu datang dan mengabarkan padanya bahwa wanita tadi menangis karena kehilangan untanya. Aswad tidak mampu menahan amarahnya dan berkata, 

Apakah dia menangis karena kehilangan untanya dan menghalanginya untuk tidur dan terlelap. Janganlah menangis atas Bakar, Menangislah atas Badar yang berantakan.

Ini sebagai ungkapan kesedihan atas kematian anak-anaknya. Setelah menggapai kemenangan, Rasulullah saw mengutus `Abdullah bin Rawahah untuk menyampaikan kabar gembira kepada penduduk `Aliyah dan mengutus Zaid bin Haritsah kepada penduduk Safilah. 

Orang-orang Yahudi telah menyebarkan kabar bohong tentang Perang Badar di Madinah. Ketika kabar kemenangan tiba, luapan kegembiraan menyelimuti Madinah. Kumandang takbir dan tahlil menggema di mana-mana. Para pemimpin Madinah menuju Badar untuk mengucapkan selamat pada Rasulullah saw.

Baca Kisah Perang Badar, Latar Belakang, Dampak, Dan Hikmahnya

Penulis&Artikel: faktaislam.com 

Ref: DR.Ahmad Hatta, MA. dkk. 

Kol: MagfiraPustaka

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar