Rasulullah ﷺ Mengutus Sahabat Untuk Membunuh Ka'ab Al Asyraf
Ka'ab Al Asyraf Terbunuh
Fakta Islam - Ka'ab adalah salah satu hartawan dari kalangan Yahudi Madinah dan masyhur dengan syair-syairnya. Dia salah satu orang yang paling sengit memusuhi Islam. Dia selalu mengejek Rasulullah saw dan sahabat serta kalangan wanita Muslim.
Namun sebaliknya, dia selalu memuji musuh-musuh kaum Muslim dan mendorong mereka untuk memerangi kaum Muslim.
Setelah Perang Badar, dia pergi ke Makkah untuk menetap di rumah Al-Muthallib bin Abu Wada'ah as-Sahmi. Selama di sana, dia melantunkan syair-syair yang memuji orang-orang Quraisy dengan maksud membakar kedengkian mereka terhadap kaum Muslim.
Baca Full Kisah Perang Badar Serta Latar Belakang, Dampak, Dan Hikmahnya
Abu Sufyan dan orang-orang musyrik bertanya kepadanya. "Mana yang lebih engkau sukai agama kami atau agama Muhammad? Mana yang lebih lurus jalannya?"
"Kalian lebih benar jalannya daripada orang-orang Muslim!" jawab Ka'ab. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya terkait kejadian tersebut.
Apakah kamu tidak memerhatikan orang-orang yang diberi bagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada yang disembah selain Allah dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah) bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman. (QS. an-Nisa" [4]: 51).
Selang beberapa lama, Ka'ab kembali ke Madinah dan melanjutkan aksinya dengan menghina para istri sahabat. Rasulullah saw lalu mengajukan sebuah pertanyaan kepadapara sahabatnya,
"Siapa yang berani menghadapi Ka'ab al-Asyraf?" Mendengar seruan Nabi saw, maka majulah Muhammad bin Maslamah, Ibad bin Bisyr, Abu Nailah, al-Harits bin Aus, dan Abu Isa bin Jabr.
Pada tanggal 14 Rabiul Awal tahun ke-3 Hijriah, mereka mendatangi Ka'ab dengan membawa senjata. Saat itu Ka'ab yang baru saja menikah sedang berada di dalam bentengnya. Saat mendengar panggilan istrinya berkata, "Pada jam-jam begini, engkau mau ke mana?
Sesungguhnya aku mendengar sebuah suara seakan meneteskan darah!" Namun, Ka'ab tidak peduli dengan perkataan istrinya itu dan memenuhi suara panggilan.
Setelah bertemu, Ka'ab dan Abu Na'ilah berjalan-jalan. Abu Na`ilah memuji parfum Ka'ab yang semerbak. Dia meminta izin untuk mencium kepala Ka'ab.
Dengan sombong, Ka`ab mengizinkannya. Lalu Abu Na ilah minta izin untuk kedua kalinya dan melakukan sebagaimana yang dia lakukan sebelumnya. Lalu dia melakukannya untuk ketiga kalinya.
Saat telah berhasil memegang kepalanya, kali ini Abu Na'ilah berkata, "Pukullah musuh Allah ini!" Seketika, pedang pun berkilatan bertubi-tubi menyambar tubuh Ka'ab, tapi tidak berhasil melukainya.
Sampai kemudian Ibnu Maslamah mengambil belatinya dan menusukkannya ke punggung Ka`ab hingga tembus ke perut bagian bawah. Ka'ab akhirnya mati, kaum Muslim berhasil kembali dengan selamat.
Dengan kejadian itu, redalah ancaman yang selama ini menggayuti kaum Muslim. Para penjahat Yahudi itu sembunyi di sarang-sarang mereka untuk beberapa waktu (HR. Bukhari, Ibnu Hisyam, dan Zad al-Ma'ad).
Hikmah Ka'ab al-Asyraf Terbunuh
Terbunuhnya Ka'ab bin Asyraf mengandung pelajaran bahwa orang yang merusak perjanjian akan dihukum mati. Balasan bagi sekutu perjanjian yang melanggar, mencela, dan menyakiti Rasulullah saw dengan ejekan atau yang lainnya adalah dipenggal lehernya.
Ibnu Taimiyyah dalam bukunya ash-Sharim al-Maslul ala Syaim ar-Rasul berpendapat, "Pelaksanaan hukuman mati secara rahasia terhadap Ka'ab bin Asyraf mengandung kemaslahatan umum bagi kaum Muslim.
Karena jika dijatuhkan dengan terang-terangan, dapat dipastikan akan muncul fitnah atau bahaya besar yang harus dibayar mahal oleh kaum Muslim.
Ka'ab bin Asyraf adalah laki-laki yang sangat berperan dalam memerangi kaum Muslim dengan gigih."
Penulis&Artikel: faktaislam.com
Ref: DR.Ahmad Hatta, MA. dkk.
Kol: MagfiraPustaka